MENUJU MADRASAH ADIWIYATA
“Adiwiyata nafas kita...” itulah petikan kalimat yang selalu menjadi semangat dalam memulai kegiatan kader lingkungan demi mewujudkan cita- cita MTs Negeri Triwarno menuju sekolah adiwiyata. Program adiwiyata sendiri pertama kali diperkenalkan di MTs Negeri Triwarno Kutowinangun oleh Bapak Drs. H. Sugeng Warjoko, M.Ed. selaku Kepala Madrasah.
Sebelum melaksanakan program adiwiyata, MTs Negeri Triwarno mengadakan studi banding ke sekolah- sekolah adiwiyata di sekitar Kabupaten Kebumen, diantaranya studi banding ke SMPN 3 Kebumen dan SMAN 1 Prembun. Tujuan dilaksanakannya studi banding tersebut untuk mengetahui berbagai hal yang ada di adiwiyata.
Apa adiwiyata itu?
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah dan memanfaatkan potensi lokal yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Program adiwiyata sendiri telah dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan berlanjut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup melalui kegiatan pembinaan, penilaian dan pemberian penghargaan Adiwiyata kepada sekolah. Pedoman pelaksanaan program Adiwiyata diatur dalam Peraturan Menteri LH Nomor 5 Tahun 2013.
Tujuan sekolah Adiwiyata secara umum bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan:
- Menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa, orang tua wali siswa, dan warga masyarakat) dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
- Mendorong dan membantu sekolah agar dapat ikut melaksanakan upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi yang akan datang.
- Warga sekolah turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.
Program adiwiyata di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan untuk mendukung tercapainya program tersebut. Diantaranya adalah kegiatan kaling. Kegiatan “KALING” atau yang biasa disebut kader lingkungan di MTs Negeri Triwarno sendiri memang baru berjalan sekitar 4 bulan lalu. Tetapi hasil kerjanya terbukti bisa membebaskan wilayah madrasah menjadi agak bersih, terbebas sampah, kuman, penyakit, dan juga mengingatkan seluruh siswa madrasah untuk selalu melaksanakan piket harian maupun mingguan. Kegiatan kaling ini diwujudkan dalam bentuk usaha nyata dan bukti yang nyata tentu tidak lepas dari susunan pengurus dan para pembimbing yang cinta lingkungan.
Untuk menciptakan sekolah bernafaskan alam atau adiwiyata, MTs Negeri Triwarno Kutowinangun membentuk kader lingkungan dengan dibimbing oleh Hj.Siti Romlah Khomsiyah, S.Pd. bersama pembimbing lainnya atas arahan dan petunjuk dari Kepala MTs Negeri Triwarno. Adapun rencana kerja dari progam kader lingkungan adalah sebagai berikut:
2. Pengadaan ala-alat kebersihan
3. Pembuatan tempat pot bunga depan kelas
4. Penanaman Tanaman Obat Keluarga (Toga)
5. Memperingati hari-hari lingkungan hidup
6. Pembuatan Green House
7. Pengadaan Pot Bunga
8. Pembuatan Kebun Sekolah
9. Lomba Pembuatan poster lingkungan (Class Meeting )
10. Pembuatan Biopori (Sumur Resapan)
11. Pemisahan sampah
12. Pemeliharaan kebersihan kamar mandi/WC guru dansiswa
13. Pembuatan poster, slogan, himbauan-himbauan
14. Pembuatan tempat pembuangan sampahsementara
15. Pemanfaatan kembali sampah anorganik (re use)
16. Mengurangi barang-barang yang dapat menghasilkan sampah
17. Pengontrolan terhadap sarana listrik dan air yang sudah berfungsi.
BIOPORI
Diantara program- program kader lingkungan di atas,yang sudah terlaksana diantaranya adalah pembuatan lubang biopori (LBR).
![]() |
Pembuatan LBR |
![]() |
Pengisian sampah daun |
![]() |
Pemasukan paralon |
Apa itu Biopori?
MTs Negeri Triwarno Kutowinangun adalah sebuah madrasah yang besar dan luas. MTsN Triwarno Kutowinangun memiliki kelas 33 , siswa yang berjumlah 902, dan dengan luas lahan 11.907.75 m² belum ditambah dengan ruangan lainnya yang dijumlah kurang lebih 45 ruangan. Kondisi madrasah yang cukup besar tentunya membutuhkan lahan resapan air yang baik. Untuk itu MTs Negeri Triwarno akan berusaha untuk melengkapi komponen yang terdapat di program Menuju Madrasah Adiwiyata.
Peduli terhadap lingkungan adalah sikap yang sangat mulia. Kita harus menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan. Menjadi insan yang peduli lingkungan tidak harus ikut menjadi anggota. Membuat LRB di halaman rumah kita atau di taman kompleks perumahan adalah salah satu contoh gerakan peduli lingkungan. Gerakan ini dapat dimulai dari halaman rumah kita sendiri. Setelah membaca informasi ini, saya harap kita semua bisa menjadi agen peduli lingkungan dan menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan di wilayah tempat tinggal kita. Setelah membuat lubang resapan biopori di halaman rumah, kita dapat memberikan edukasi kepada tetangga sekitar agar bersama-sama membuatnya, sehingga gerakan peduli lingkungan ini menyebar ke area yang lebih luas lagi.
MTs Negeri Triwarno Kutowinangun adalah sebuah madrasah yang besar dan luas. MTsN Triwarno Kutowinangun memiliki kelas 33 , siswa yang berjumlah 902, dan dengan luas lahan 11.907.75 m² belum ditambah dengan ruangan lainnya yang dijumlah kurang lebih 45 ruangan. Kondisi madrasah yang cukup besar tentunya membutuhkan lahan resapan air yang baik. Untuk itu MTs Negeri Triwarno akan berusaha untuk melengkapi komponen yang terdapat di program Menuju Madrasah Adiwiyata.
Peduli terhadap lingkungan adalah sikap yang sangat mulia. Kita harus menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan. Menjadi insan yang peduli lingkungan tidak harus ikut menjadi anggota. Membuat LRB di halaman rumah kita atau di taman kompleks perumahan adalah salah satu contoh gerakan peduli lingkungan. Gerakan ini dapat dimulai dari halaman rumah kita sendiri. Setelah membaca informasi ini, saya harap kita semua bisa menjadi agen peduli lingkungan dan menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan di wilayah tempat tinggal kita. Setelah membuat lubang resapan biopori di halaman rumah, kita dapat memberikan edukasi kepada tetangga sekitar agar bersama-sama membuatnya, sehingga gerakan peduli lingkungan ini menyebar ke area yang lebih luas lagi.