Matsaga Kembangkan Budi Daya Sayuran Hidroponik
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8gDbjzlp_flK6bx903CqX0TSlFol6SPW294kYDMwpPuu__q3SSw9cGx-60cfQP2Xjw2xaIDDt1ylnCFfUdojf2T0reebYD9toHcnNmG3G0HGGcf6qfTGB2Zkjun3pGShyphenhyphenzquf7b0HUAE/s320/index+3.jpg)
Dalam kegiatan tersebut para kader lingkungan Matsaga terlibat aktif. Mulai dari penyemaian benih, perawatan bibit tanaman, pemindahan tanaman hingga memanen dan menjual hasil panen dilakukan oleh siswa. Selada dan kangkung, menjadi pilihan dalam budi daya hidroponik Matsaga. Keduanya merupakan sayuran yang relatif tahan terhadap hama, cepat tumbuh dan mudah ditanam. Khususnya selada, dikenal pula memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Nampak deretan selada dan kangkung yang terlihat hijau dan segar membuat warga Matsaga takjub. Kegiatan panen perdana kangkung dan selada telah dilakukan pekan lalu. Para siswa anggota Kader Lingkungan tampak antusias dan bersemangat dalam kegiatan memanen. Kegiatan memanen sayuran perdana ini dilakukan Selasa (25/2) sayuran selada dan Sabtu (29/2) sayuran kangkung. Pada jam istirahat, siswa anggota Kader Lingkungan memanen sayuran dengan cara memotong pada bagian bawah tanaman kemudian mengikatnya.
Luthvianna Raisa, salah satu kader lingkungan tampak senang saat berhasil mencabut selada yang tumbuh subur hingga melebihi wadah tanam. “Senang rasanya kalau bisa menanam hidroponik, tidak ada cacingnya, sayurannya segar, dan tidak kotor,” ungkapnya sembari memanen selada. Sayuran selada dan kangkung yang telah diikat, mereka jual kepada guru di madrasah. Sebanyak 28 ikat sayuran selada dan kangkung habis terjual dalam sekejap. Uang dari hasil penjualan yang terkumpul nantinya digunakan untuk membeli bibit sayuran dan untuk membiayai kegiatan lainnya dalam Kaling.
Melalui budi daya sayuran hidroponik ini diharapkan dapat menumbuhkan kultur menanam bagi siswa. Proses menanam yang selama ini identik dengan tangan kotor, kini bisa dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Selain itu, kegiatan ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam berwirausaha. Di mana siswa terlibat langsung mulai dari proses perawatan tanaman hingga menjual ke konsumen.